- makan untuk hidup, tapi hidup bukan untuk makan saja -

Minyak Goreng Langka di Awal 2022

Minyak goreng merupakan salah satu bahan pendukung urusan masak-memasak. Bahan ini nyaris langka diawal tahun 2022 ini dan sempat membuat kehebohan di masyarakat, sampai pemerintah harus turun tangan.

Karena memang minyak goreng ya termasuk komoditas penting bagi masyarakat, masuk dalam 'sembako'. Selain rumah tangga, UMKM pun sangat terdampak, sederhana pedagang gorengan, kemudian produsen kerupuk atau makanan lain yang membutuhkan minyak untuk menggoreng.

Gak bisa dipungkiri, makanan² itu tak hanya direbus, digoreng juga jadi salah satu variasi menu² masakan, masak iya tidak lagi ditemukan variasi masakan non gorengan, masak iya kita mau menggoreng dengan pasir.

Pertanyaannya kemudian, lalu apa yang jadi penyebab kelangkaan minyak goreng ini?

Ilustrasi kelangkaan minyak goreng di minimarket ketika harga sudah dipatok di Rp 14.000,- per liter. Gambar diambil dari Google.

Sebelum membahas langka, minyak goreng sebelumnya masih bisa ditemukan, namun harganya itu meroket tinggi sekali dari harga normalnya, bisa mencapai Rp 26.000,- sampai Rp 40.000,- per liternya. Seiring waktu, makin sulit masyarakat menemukan minyak goreng, walaupun mampu membeli.

Pemerintah turun tangan melalui Permendag No.6 tahun 2022 dengan membatasi soal HET penjualan minyak goreng, dimana minyak goreng curah Rp 11.500,- per liter, minyak goreng kemasan Rp 13.500,- per liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp 14.000,- per liter.

Pada awal Februari 2022 lalu harga minyak goreng premium dipatok di Rp 14.000,- di supermarket, minimarket dll. Banyak orang antre mendapatkan minyak ini. Yang jadi masalah adalah panic buying. Akhirnya ada pembatasan, dimana satu orang hanya boleh membeli maksimal 2L saja. Tapi dasar masyarakat ya, misal satu keluarga punya 5 anggota keluarga (termasuk anak), mereka diberdayakan untuk mengantre membeli minyak goreng, jadi bayangkan saja 2L dikalikan 5 orang, jadi satu keluarga itu dapat 10L. Jika cara ini dilakukan semua keluarga, gak heran jika minyak goreng pasti akan langka juga.

Berapa banyak literan sih satu keluarga mengkonsumsi minyak goreng untuk kebutuhan masak-memasak?

Jika untuk keperluan usaha ya masih bisa dimaklumi. Kita bayangkan, untuk keluarga saja semua anggota keluarga dimanfaatkan, bagi pemilik usaha pastinya akan mengerahkan karyawannya untuk mendapatkan minyak goreng dengan cara yang sama. Keluar masuk minimarket untuk 'menjarah' minyak goreng.

Pada akhirnya yang memang membutuhkan minyak goreng dalam jumlah secukupnya tak kebagian, akhirnya istilah 'langka' tetap saja ada.

Memang benarnya langka atau memang karena panic buying jadi langka atau memang ada permainan di dalamnya (baca: kartel). Hal ini yang jadi pertanyaan, kenapa sih sebenarnya minyak goreng ini bisa langka dan harganya jadi melambung tinggi?

Ada beberapa analisa yang jadi penyebab masalah ini, beberapa coba dirangkum mimin yang juga penasaran, 'kenapa'.

#1 Penimbunan.
Dugaan ada oknum yang memanfaatkan situasi, dengan melakukan penimbunan agar minyak goreng ini langka di pasar. Tujuannya adalah agar menjual minyak goreng dengan harga yang lebih mahal.

Disamling lagi soal panic buying masyarakat juga melakukan penimbunan dalam jumlah kecil dan memang tidak untuk dijual kembali, tapi menimbun minyak goreng diluar kebutuhannya juga kan dianggap kurang tepat.

Apalagi ketika minyak goreng dipatok diharga Rp 14.000,- banyak yang memborong minyak goreng dengan caranya masing². Beberapa kasus, ritel besar dapat pasokan minyak goreng 800 karton, hanya dalam waktu 2-3 jam tinggal 100 karton. Tampak juga dari antrian di depan ritel besar tersebut.

Jika harga beli tersebut dijual kembali di pasar tradisional pasti akan ada margin keuntungan di sana yang bisa dimanfaatkan walaupun tidak akan menjual diatas harga yang semestinya di pasar.


#2 Perubahan kebijakan yang cepat sehingga pelaku usaha dari hulu ke hilir butuh waktu untuk merespon.

Pemerintah beberapa kali mengubah kebijakan. Padahal, setiap ada perubahan, pelaku industri butuh waktu beberapa hari untuk menyesuaikan dengan sistem mereka. Kementerian Perdagangan sudah mengumumkan aturan baru sebanyak tiga kali dalam satu bulan, yakni awal diumumkan tanggal 12 Januari 2022. Lalu, 19 Januari 2022. Terakhir, diubah lagi pada di akhir Januari 2022.


#3 Ketidakjelasan informasi soal ketersediaan pasokan minyak goreng di pasar. Akhirnya yang terjadi adalah 'panic buying'. Ketakutan akan gak tersedianya minyak goreng membuat masyarakat membeli tidak sesuai konsumsi seharusnya. Hubungannya memang ke poin no.1, menimbun untuk konsumsi salah satunya.


#4 Kelangkaan minyak goreng ini diakibatkan program energi terbaharukan, dimana bahan baku minyak goreng, CPO digunakan untuk produksi bahan bakar biodiesel (biofuel).

Dugaannya adalah karena alasan data ini, konsumsi CPO untuk biodiesel naik tajam dari 5,83 juta ton tahun 2019 jadi 7,23 juta ton tahun 2020. Sedangkan, konsumsi CPO untuk industri pangan turun dari 9,86 juta ton pada 2019 jadi 8,42 juta ton di 2020.


Banyak pakar dan beberapa pihak menganalisa kenapa minyak goreng langka. Namun kebenarannya ke arah yang mana belum bisa dipastikan, karena masing² faktor punya kontribusi terhadap kelangkaan ini, terutama poin #1 dan #3.

Menurut mimin jika #1 dan #3 dikondisikan, paling tidak pasokan bisa lebih terdistribusi merata, karena begini, berapa sih konsumsi minyak goreng rumah tangga per hari, lalu pelaku usaha UMKM berapa, dan industri makanan besar berapa, dari situ bisa dihitung. Namun lemahnya arus informasi ketersediaan pasokan ini akhirnya dimanfaatkan spekulan. Pendapat ini didasarkan statement pemerintah yang menyampaikan bahwa pasokan sebenarnya aman. Jika benar begitu berarti masalahnya adalah dipola konsumsi (baca: beli) masyarakat yang 'panic buying'.


Mimin sendiri sih tidak ngoyo nguber minyak goreng murah ini, karena memang tidak terlalu vital mimin mengkonsumsi minyak goreng, untuk urusan masak-memasak paling hanya untuk tumis menumis, itu pun mimin menggunakan minyak goreng yang masih layak sisa memasak sebelumnya.

Kira² begitu analisa kenapa minyak goreng sempat langka. Ya sekali² mimin share informasi soal isu² terhangat, tentunya masih ada hubungan dengan masak-memasak ya. Karena ya walaupun konsumsi rumah tangga bisa dibilang kecil, tapi urusan minyak ini juga supporting kebutuhan pangan keluarga. Jumlah keluarga secara nasional cukup besar sehingga efeknya pasti terasa, belum lagi pelaku usaha UMKM.

Semoga distribusi minyak goreng ini bisa kembali lancar sehingga masyarakat bisa memperoleh minyak goreng dengan mudah dan harga yang layak. Jadi urusan dapur bisa tetap ngebul meskipun gaji para kepala keluarganya gak naik akibat project atau ekonomi yang belum membaik. SSDK

7 komentar:

  1. Ditengah kelangkaan ini, ditemukan ada produsen minyak goreng bermerk "B" tak mendistribusikan minyak goreng siap edar dengan total jumlah 1,1jt kilogram, numpuk di gudang di daerah Deli Serdang, Sumatera.

    Hmm, apakah benar ini memang kerjasama kartel antar produsen minyak goreng, dan delalah ini ketauan, atau ada yang bocorkan. Hmm, menarik untuk disimak soal pemain² penyebab minyak goreng langka dan harganya selangit.

    BalasHapus
  2. Ditemukan lagi minyak goreng dalam jumlah banyak di gudang PT Indomarco Prismatama di Tanjung Morawa, Deli Serdang sebanyak 23.680 pcs minyak goreng kemasan 1L.

    Ditemukan juga di gudang PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk di wilayah yang sama, ditemukan 22.420 pcs kemasan minyak goreng kemasan 1L.

    BalasHapus
  3. Juga di gudang PT Salim Ivomas Pratama di Lubuk Pakam, Deli Serdang, ditemukan minyak goreng sebanyak 25.631 kotak minyak goreng merk Bimoli.

    BalasHapus
  4. Kondisi ini semakin menguatkan dugaan ada kerjasama dalam usaha mempermainkan harga minyak goreng di pasar. Permasalahannya ada pada distribusinya atau juga ada keterkaitan dengan produsen² minyak goreng itu sendiri.

    Seperti dugaan beberapa pengamat ada dugaan usaha secara bersama-sama mempermainkan harga minyak untuk suatu keuntungan. Hmm apa benar begitu?

    BalasHapus
  5. PT Sumber Alfaria Trijaya (SAT):
    1. Bahwa pada hari Selasa, 15 Februari 2022, telah kami terima pengiriman minyak goreng merek Parveen sebanyak 2091 karton secara manual. Namun, karena terjadi kendala adanya kesalahan faktur sehingga secara administrasi tidak dapat dilakukan penginputan penerimaan barang secara komputer di Gudang / Distribution Center Alfamart Medan.

    2. Setelah dilakukan revisi oleh pihak distributor, pada hari Rabu, 16 Februari 2022 berhasil dilakukan input penerimaan (receipt) data komputer Gudang / Distribution Center Alfamart Medan sehingga proses pengiriman ke toko bisa mulai dijalankan.

    3. Distribusi minyak goreng tersebut seluruhnya diproses pengiriman secara bertahap ke seluruh toko di wilayah kota Medan dengan alokasi 3 karton per tokonya, pengiriman hingga 17 Februari 2022 Jam 11:00 mencapai 70% barang selesai terkirim ke toko.

    4 Saat sidak oleh Polda Sumut pada Kamis 17 Februari pukul 11.30, karena proses pengiriman masih berjalan berjalan, maka stok di gudang belum sepenuh teralokasi ke Toko, masih tersedia 30% dari total stok barang yang kami terima.

    5. Pada Jumat, 18 Februari seluruh minyak goreng di Gudang telah terkirim ke toko di wilayah Kota Medan dan sekitarnya. Dan saat ini kami masih menunggu pengiriman selanjutnya dari pihak distributor.

    6. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk tidak ada kepentingan untuk menimbun bahan makanan pokok di Gudang, termasuk minyak goreng yang saat ini sangat dibutuhkan masyarakat. Justru kami bersama Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) terus berusaha berkoordinasi pemerintah, produsen dan distributor agar bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.

    Copyright @ 2022 detikcom, All right reserved
    Artikel Selanjutnya

    Baca artikel detiknews, "Gubsu soal 1 Juta Kg Minyak Goreng Ditimbun: Diproses Polisi, Jangan Gaduh" selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-5951415/gubsu-soal-1-juta-kg-minyak-goreng-ditimbun-diproses-polisi-jangan-gaduh.

    BalasHapus
  6. Tetapi berita terbaru, pihak perusahaan yang terketahui menyimpan minyak goreng tersebut memberikan klarifikasi:

    PT Salim Ivomas Pratama Tbk ("SIMP") sebagai anak perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk ("Indofood").
    Pabrik minyak goreng kami memprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng pabrik mi instan Grup perusahaan kami yang tersebar di seluruh Indonesia termasuk di Deli Serdang.
    Berikut penjelasan lengkap SIMP:
    Sehubungan dengan pemberitaan di media massa mengenai minyak goreng di Deli Serdang, dengan ini kami, PT Salim Ivomas Pratama Tbk ("SIMP") sebagai anak perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk ("Indofood") memandang perlu untuk memberikan penjelasan sebagai berikut:

    1. Pabrik minyak goreng kami memprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng pabrik mi instan Grup perusahaan kami yang tersebar di seluruh Indonesia termasuk di Deli Serdang. Hal ini demi memastikan kebutuhan pangan tersedia suplainya dengan baik.

    Minyak goreng hasil temuan dari tim Satgas di Gudang Pabrik Deli Serdang, adalah setara dengan 80 ribu karton untuk 2-3 hari pengiriman. Semua stock yang tersedia merupakan pesanan dan siap untuk didistribusikan ke para pelanggan kami untuk beberapa hari ke depan.

    Hasil produksi minyak goreng kami di Pabrik Lubuk Pakam Deli Serdang terutama digunakan untuk kebutuhan pabrik mi instan Indofood di wilayah Sumatera sebesar 2.500 ton/bulan. Selain untuk memenuhi kebutuhan sendiri, kelebihannya kami proses menjadi minyak goreng bermerek dalam berbagai ukuran terutama kemasan 1 liter dan 2 liter sebanyak 550 ribu karton/bulan yang rutin didistribusikan kepada distributor dan pasar modern kami yang berada di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan dan Jambi.

    Baca artikel detiknews, "Gubsu soal 1 Juta Kg Minyak Goreng Ditimbun: Diproses Polisi, Jangan Gaduh" selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-5951415/gubsu-soal-1-juta-kg-minyak-goreng-ditimbun-diproses-polisi-jangan-gaduh.

    Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

    BalasHapus

Ini tempat untuk berinteraksi, ketika ada ide yang lain atau sumbang saran, di sini tempatnya. Salam kenal sebelumnya :)

Adbox