- makan untuk hidup, tapi hidup bukan untuk makan saja -

Mengenal Sejarah Cokelat, Bahan Makanan yang Selalu Ada dalam Olahan Cake

Mimin belakangan lagi produktif banget, ada aja keisengan buat ngisi  atau nyumbang post di channel gaksukalapar.id, entah lagi kepengen saja.

Hmm, mungkin sedang melampiaskan emosi terpendam, katanya kalau lagi stres kan larinya ke makanan, nah kebetulan mimin ini juga begitu kali. Hanya kalau mimin makanannya gak dimakan, tapi dibagikan dalam bentuk postingan blog.

Sebentar lagi kan mau valentine nih, momen yang selalu diidentikan dengan yang namanya cokelat.

Cokelat atau coklat atau chocolate merupakan olahan bahan makanan yang bersumber dari biji kakao (Theobroma cacao). Tanaman ini ditanam dalam bentuk perkebunan, sama halnya seperti teh, dan kopi.

Ilustrasi ini lho tanaman kakao, buahnya yang nantinya diambil untuk diolah menjadi coklat adalah biji kakaonya. Mimin pertama kali lihat kakao saat main ke perkebunan PTPN. Gambar diambil dari Google.

Kabarnya, coklat pertama kali dikonsumsi oleh penduduk Mesoamerika kuno, digunakan sebagai minuman. Berbeda dengan saat ini coklat dimanfaatkan untuk banyak hal selain minuman, bahan olahan kue, cake, tart, jajanan ringan, coklat batang konsumsi ritel (mimin maksud seperti Silverqueen, Dairy Milk, Vanhouten dll. beragam merk coklat yang dijual sebagai snack di pasar ritel) dan banyak olahan lainnya.

Pada awalnya, diperkirakan tanaman kokoa yang jadi bahan baku coklat berasal dari daerah Amazon Utara hingga ke Amerika Tengah, bahkan hingga ke selatan Meksiko.

Catatan sejarah mengatakan bahwa Suku Maya kuno di Rio Azul, Guatemala Utara, sudah mengenal olahan dari tanaman kakao sejak tahun 400 SM. Bagi mereka, minuman dari 'kakawa' adalah simbol kemakmuran, walau rasanya pahit.

Suku Maya mengkonsumsi coklat dalam cairan berbuih, yang ditaburi lada merah, vanila atau rempah² lain. 

Dalam sejarah, pengolahan coklat sudah dilakukan sejak tahun 1100-1400 SM dengan ditemukannya sebuah situs pengolahan coklat di Puerto Escondido, Honduras.

Lain lagi dengan Suku Maya, Suku Aztec yang berkuasa sampai tahun 1500 SM, menganggap biji kakao merupakan makanan para dewa. Biji kakao sering dijadikan sebagai hadiah dan digunakan dalam upacara keagamaan.

Ilustrasi, biji kakao yang jadi bahan baku coklat. Gambar diambil dari Google.

Pada masa itu kakao yang diolah itu tak hanya dijadikan sebagai minuman coklat saja tapi juga dimanfaatkan sebagai sumber gula untuk minuman beralkohol. Dibuktikan dengan penemuan residu ditangki-tangki pengolahan.

Bahkan pada masa kebudayan Maya, Toltec dan Astec, biji kakao digunakan sebagai mata uang untuk tukar. Sebagai contoh satu ekor ayam turki diharga 100 biji kakao dan sebuah avokado dihargai tiga biji kakao.

Untuk mendapatkan coklat, biji kakao harus telebih dulu difermentasi, lalu kemudian dipanggang dan kemudian dijadikan bubuk.

Pada awal abad ke-17, coklat mulai menyebar di kalangan elit Eropa. Bahkan menjadi minuman penyegar di kalangan elit istana Spanyol. 

Menarik pada proses perjalanan coklat dikenal mendunia ini, pada masa abad ke-17 ini brand Cadbury menemui cikal bakalnya. Tahun 1689 seorang dokter dan kolektor yang nerna Hans Sloane, mengembangkan minuman susu coklat di Jamaika. Awalnya minuman ini diminum oleh Suku Apothekari. Tapi kemudian minuman ini dijual oleh Cadbury bersaudara.

Tahun 1847 dikenalah coklat dalam bentuk padatan atau batangan.

Pengolahan coklat terus berkembang hingga sekarang ini, banyak sekali olahan² coklat. Hingga akhirnya setiap tahun ketika valentine, coklat menjadi dikenal lebih luas. Dimana rasa kasih sayang ditunjukan dengan pemberian coklat dalam bentuk apapun.


Btw, kalian pernah tahu atau dengar, bahwa jangan berikan coklat lada hewan peliharaan kamu, entah kucing atau anjing, karena bisa membuatnya mati. Ternyata itu benar adanya, bukan mitos.

Jadi dalam coklat ada kandunga teobromin, senyawa ini bisa jadi racun jika dikonsumsi oleh hewan seperti kuda, anjing, kucing, dan burung kakatua. Penyebabnya adalah dalam sistem metabolisme tubuh hewan² itu tidak dapat mencerna senyawa kimia teobromin secara efektif, sehingga senyawa itu akan terus berada di aliran darah mereka selama 20 jam. Hal ini berimbas pada gangguan sistem pada tubuh mereka. Bisa mengalami epilepsi, serangan jantung, pendarahan internal, hingga dapat menyebabkan kematian.

Jadi berhati-hati ya, jangan sembarangan memberi coklat pada hewan peliharaan mu, karena bisa fatal.

Baiklah segitu dulu catatan mimin sedikit mengenal sejarah coklat, coklat ini punya sejarah panjang sampai dikenal saat ini, dikenal sejak jaman dulu. Sampai jumpa dicatatan lainnya, ya berbagi informasi seputar dunia masak-memasak, ini sumbangan dari mimin SSDK untuk channel gaksukalapar.id. Happy cooking for your family. SSDK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ini tempat untuk berinteraksi, ketika ada ide yang lain atau sumbang saran, di sini tempatnya. Salam kenal sebelumnya :)

Adbox