Nyeduh Teh Gardoe by French Press, Ditemani Roti Bakar

Sore ini sepulang kerja, dengan segala lelahnya dan ruwetnya pekerjaan, saya mencoba merilekskan diri, mencoba mencari hiburan dengan cara yang murah meriah. Tidak dengan cara mahal, nongki ke cafe, maklum karena dana terbatas.

Lihat ke stok ransum, saya lihat saya punya beberapa stok teh yang kapan hari saya beli, dan belum saya review tehnya satu per satu.

Saya pilih satu teh, yakni Teh Gardoe. Seperti apa kira² rasanya teh ini?

Teh Gardoe ini dikemas dalam netto 40 gram, dikemas kertas yang dilipat sederhana saja. Seperti apa isian daun² teh dari brand Gradoe ini?

Seperti yang bisa dilihat digambar di atas, itu daun² tehnya masih besar², entah mungkin tidak dirajang, ukurannya masih besar². Untuk aromanya ya masih standar wangi aroma teh.

Ketika ingat aroma teh masih berupa daun seperti ini, saya jadi ingat rokok Djarum Black Tea, yang sudah tidak ada lagi di pasaran, aromanya membawa saya nostalgia jaman kuliah dulu ketika masih koleksi rokok satu itu.

Teh seduhan sore ini saya menggunakan french press. Jadi teh saya masukan ke french press, lalu saya tuangkan air panas 90°C lalu saya kocok ringan untuk dapatkan ekstraksi dari teh Gardoe ini. Kebetulan saya senang yang soft, jadi teh yang saya gunakan pun tidak terlalu banyak dan air yang saya gunakan mengikuti takaran si french press nya.

Saat ini saya masih menikmati teh dengan gula, jadi saya tambahkan gula 30 gram ke dalam teko saji, gula sebanyak itu cukup membuat teh punya sensasi manis tapi tidak terlalu manis, pass. Sekedar informasi, teko saji itu berukuran 80 Oz.

Nyeduh teh sore ini terasa nikmat ditemani roti bakar yang saya olah dengan dioven, jadi sebenarnya bukan roti 'bakar', tapi roti oven lebih tepatnya.

Sekian saja cerita sore ini. Review saya terhadap teh brand Gardoe ini menurut saya sih B aja ya, dengan light Tea seperti yang saya sajikan, aroma tehnya ya sensasinya hampir sama saja dengan teh biasa. Saya belum menemukan kekhasan dari teh brand Gradoe ini.