- makan untuk hidup, tapi hidup bukan untuk makan saja -

Kuliner Makan Siang, Pas Tugas Kantor, Nasi Babat Kali Lima

Siang ini sebenarnya Mimin itu sudah pesan makan siang di kantin kantor, tapi gak dikira pagi hari ada masalah sama barang yang dibeli, jadi harus komplain ke toko dimana barang itu dibeli, komplainnya harus ke Surabaya, jadi kan harus tugas keluar kantor.

Wayahe makan siang itu kan dipastikan gak bisa stay kembali ke kantor tepat waktu. Alhasil harus makan siang diluar dong.

Siang ini Mimin berada di daerah Raden Saleh, Surabaya. Ya tepatnya di depan toko² penjualan sparepart, material, hingga mesin² ringan untuk support industri.

Kebetulan di depan toko yang saya datang kunjungi ada kedai kali lima, di sana menjual "nasi babat". Mimin yang penasaran apa itu nasi babat memutuskan untuk makan siang dengan lauk itu saja deh.

Mimin lupa fotokan kedai kaki lima yang foto saat ini, ini foto yang Mimin share adalah dokumentasi lama, tapi lokasinya ya di situ itu, sekitaran situ, bersama parkiran² mobil di pinggir jalan percis.


Kalau mau mudah cari di GPS, ketik saja "rajawali marketing", "anugerah bestarijaya raya", "autonics Raden Saleh surabaya".

Sebelum makan, saya tanya dulu soal harga. Karena saya orang baru, takutnya digetok kan, tahu sendiri yang datang ke sini banyak adalah orang luar, yang sedang mencari sesuatu. Jadi Mimin tanya dulu harga per porsi berapa.

Nasi babat ini dijual per porsinya Rp 14.000,- dan untuk minumnya es teh manis dijual Rp 3.000,-. Masih tergolong wajarlah untuk harganya.

Lalu seperti apa tampang nasi babat ini?

Ini dia penampilannya, babatnya warna hitam itu, serundeng dan sambel. Nasinya putih biasa, bukan uduk. Babate empuk, itu yang jadi kunci serta gurih, kalau gak mah pasti biasa aja rasanya.

Ternyata sangatlah sederhana, ini sih seperti makanan sehari-hari Mimin yang suka keringan, nasi putih plus lauk, kalau ada sambel ya tambahi sambel.

Jadi isiannya hanya nasi putih dan lauknya potongan² babat atau jeroan sapi tapi bagian babat. Babat itu adalah bagian dari lambung sapi. Ditambahkan serundeng dan sedikit sambel.

Bagaimana rasanya?

Ya rasanya enak sih, kaya kita makan nasi campur lauk daging lah, seperti itu. Mimin suka karena babatnya empuk, tidak terlalu liat dan mudah dikunyah. Soalnya pernah juga makan babat, tapi dia kenyal dan liat, susah untuk dikunyah. Kalau ini enak deh, mantab.

Ya begitu saja sharing Mimin. Jadi pengen nyoba nasi babat lagi sih ini, mungkin nanti kalau ketemu tempat makan yang jual menu ini, akan saya pilih.

Sampai jumpa dipostingan lainnya, bahas² yang lain yang ingin saya bahas. SSDK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ini tempat untuk berinteraksi, ketika ada ide yang lain atau sumbang saran, di sini tempatnya. Salam kenal sebelumnya :)

Adbox