- makan untuk hidup, tapi hidup bukan untuk makan saja -

Ngebrew Teh Cap Dandang Pake Cara Biasa

Kali ini saya mau nyoba jajaran teh lainnya yang sudah pernah saya beli beberapa waktu yang lalu. Nyobanya satu², supaya bisa merasakan perbedaannya. Tapi balik lagi soal nyoba ini kan subjektif sekali ya. Tapi gak apa ya, disimak saja ya.


Teh yang kali ini saya coba dari brand Dandang. Bahasan singkat soal teh cap Dandang ini bisa dibaca ditautan di atas ya.

Teh cap Dandang ini punya komposisi teh 75% daun teh dan sisanya daun melati.

Jika dibandingkan tiga merk teh sebelumnya yang sudah saya unboxing dan dibrew, teh cap Dandang ini punya tekstur teh yang dirajang medium, tidak terlalu kasar dan tidak terlalu halus. Seperti yang kalian bisa lihat didokumentasi di bawah ini.


Mirip seperti rajangan dari Teh Cap Naga, hanya ini lebih kasar sedikit. Karena masih ada rajangan kasar besar.


Kali ini untuk ngebrew teh cap Dandang saya pakai metode yang sama dengan nyeduh teh seperti sebelum² nya, hanya memang untuk jumlah gramasi si teh nya hanya pakai kira².

Ngebrew ya tetap dimilk jug, kemudian untuk saringannya saya gunakan V60, dan disajikan diteko saji.

Hasilnya seperti apa?

Kalau soal aroma, ketika ngebrew pertama, harumnya tidak begitu ya, aroma melatinya pun tidak begitu terasa. Kalau sebelum dibrew memang jelas aroma tehnya terasa, ini hampir sama dari semua brand ya begitu.

Sewaktu dibrew tidak begitu wangi. Kemudian ketika dinikmati rasanya cukup lah, jika dibanding-bandingkan menurut subjektifitas saya ya, masih dibawah cap Naga, tapi masih diatas teh Cap Botol dan teh cap Gardoe.

Wangi melatinya tidak begitu terasa sih, tapi teh ini cukup punya karakter sih, ya ada yang bisa dirasakan koq. Saya coba memahami teh ini dari tiap teguk sloki demi sloki dan ya memang teh ini masih dibawah cap Naga 🐉 yang punya tambahan variasi flavor.



Peringkat testi ini akan berubah seiring dengan dicobanya berbagai brand teh yang belum saya coba lainnya. Rekapnya mungkin akan saya bahas pada postingan berikutnya. Pantengin terus channel gaksukalapar.id.

Review ini tentu bisa berbeda karena faktor lidah dan selera, jadi gak bisa jadi patokan juga sih. Postingan ini terbuka untuk diskusi, mari dibahas dikolom komentar ya. Sampai jumpa dipostingan lainnya yang bahas soal teh. -cpr-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ini tempat untuk berinteraksi, ketika ada ide yang lain atau sumbang saran, di sini tempatnya. Salam kenal sebelumnya :)

Adbox