Kali ini saya baru dapat produk baru, brand lokal dari sekitaran Pandaan. Brand teh yang berasal dari daerah Kabupaten Malang, diambil dari kebun² teh kawasan Lawang dan Purwosari.
Brand teh yang mau saya coba brew manual adalah Teh Cap Naga. Ulasan singkat terkait produk teh ini bisa dibaca pada tautan di bawah ini.
Baca juga: Hunting Beragam Merk Teh Tubruk Bagian II
Teh cap naga ternyata punya karakter daun tehnya itu berbentuk serbuk kebubuk-bubukan, berbeda dengan teh sebelumnya yang sudah saya coba, yakni Teh Cap Gardoe yang daun tehnya dirajang besar.
Ternyata masih masih lebih halus lagi jika dibandingkan dengan Teh Cap Botol.
Untuk alat manual brew yang saya gunakan masih sama seperti ketika saya ngebrew teh sebelumnya, bisa dibaca pada tautan di atas tadi ya.
Kali ini saya gak akan share dalam bentuk video, karena hampir sama saja cara penyeduhannya seperti ketika ngebrew Teh Cap Botol.
Alat² yang saya gunakan bisa kalian lihat seperti dokumentasi di bawah ini ya.
Teko saji saya gunakan untuk penyajian teh, milk juga saya gunakan untuk ngebrew ekstraksi tehnya, kemudian V60 saya gunakan sebagai alat bantu menyaring tehnya supaya ketika dimasukan ke teko saji sudah hanya tinggal air teh, ampasnya tersaring di V60. Teko air panasnya untuk memasak air hingga suhu 95°C.
Proses penyeduhannya hampir sama saja, prosesnya adalah sebagai berikut:
#1 Panaskan air diteko air panas tadi, suhu yang dibutuhkan adalah 95°C, kenapa? Karena teh ini menggunakan jenis teh hitam. Dimana untuk menyeduh teh hitam, suhu ideal dibutuhkan pada suhu yang saya sebutkan tadi, waktu ngebrew ideal di 3-5 menit.
#2 Masukan teh ke dalam milk jug, lalu mulai ngebrew dengan menuangkan air panas, aduk hingga daun² teh terekstraksi, butuh waktu 3-5 menit lah ya.
#3 Setelah brewingnya selesai, tinggal disaring dengan V60 ke teko saji. Siaplah untuk dikonsumsi, bisa juga dikonsumsi tanpa gula atau dengan gula. Kembali ke selera masing².
Oh ya untuk aroma teh naga ini jika dibandingkan dengan dua teh sebelumnya, teh naga ini punya karakter ya, wanginya ini khas. Setidaknya untuk tiga teh yang sudah saya buat, saya bisa bedakan mana yang teh naga, soalnya dari aromanya itu seperti wangi 'sabun', entah ya kaya wangi gitulah.
Bukan wangi melati ya, tapi wangi apa ya, oh iya, karena ada kandungan raspberry, mungkin wangi aroma vanila dan raspberry itulah yang saya anggap sebagai wangi 'sabun' tadi.
Saya menikmati wanginya Teh Cap Naga bersama dengan telur setengah matang, hmm mantabnya. Berasa ada dikedai yang ada di warung bubur kacang hijau gitu.
Sepertinya seru kalau punya bar sendiri, diseting kitchen bar, jadi bisa menyajikan menu² seperti ini seolah-olah ada di warung pinggir jalan padahal sih di rumah sendiri.
Segitu saja sharing dan review untuk Teh Cap Naga kali ini. Saya belum menentukan teh mana yang sesuai dengan preferensi saya. Sementara saya akan mencoba dulu semua brand teh yang sudah saya beli.
Sampai jumpa dipostingan berikutnya masih membahas brew teh dengan cara manual, untuk teh² lokal Indonesia. -cpr-
Wanginya beda kalau Cap Naga ini, rekomendasi sekali 👍
BalasHapus