- makan untuk hidup, tapi hidup bukan untuk makan saja -

Hati² Jangan Konsumsi Kentang yang Sudah Bertunas

Ada pelajaran yang menarik soal mengolah bahan² masakan, dan ini kita harus tahu soal ini supaya tidak salah dalam penanganannya. 

Seperti contoh, bayam itu tidak boleh dimasak berulang kali, karena kandungan di dalamnya akan menjadi racun dan itu tidak baik untuk dikonsumsi. Yang mau mimin bahas kali ini kira² serupa, hubungannya dengan racun. 

Jadi yang mimin  bahas kali ini adalah bahan makanan kentang. Kentang merupakan salah satu sumber karbohidrat selain dari beras atau nasi. Kentang mudah dijumpai dan ditemui di pasaran, karena termasuk bahan makanan yang paling umum dijumpai. 

Jadi, kentang yang disimpan lama maka pada permukaan badan kentang akan tumbuh tunas dibagian mata² nya. Nah ketika kentang yang sudah ditumbuhi tunas itu tidak boleh dilanjut dikonsumsi, tidak dimanfaatkan diolah menjadi masakan. Jika kentang sudah bertunas lebih baik tidak digunakan atau bahkan dimakan. 

Ilustrasi sebuah kentang yang bertunas, gambar diambil dari Google

Dalam kentang terdapat/ mengandung dua jenis senyawa glycoalkaloid. Senyawa ini dalam kadar rendah masih bermanfaat bagi kesehatan seperti bersifat antibiotik, menurunkan kolesterol dan menjaga kadar gula darah. 

Dalam kadar tinggi senyawa ini bersifat toksik bagi manusia. 

Nah pada saat kentang mulai bertunas, pada saat itulah kadar senyawa glycoalkaloid ini kadarnya mulai meningkat, sehingga seperti yang dibahas di atas tadi, kadar racunnya juga naik sehingga manfaat baiknya tidak dapat diperoleh. 

Efek racun pada konsumsi kentang bertunas ini muncul dalam beberapa jam hingga satu hari kemudian. Gejala yang mungkin muncul antara lain muntah, diare dan sakit perut. 

Jika kentang bertunas dikonsumsi dalam jumlah banyak maka bisa menyebabkan tekanan darah rendah, denyut nadi cepat, demam, sakit kepala, kebingungan dan hingga kematian. Kentang bertunas juga sangat tidak disarankan dikonsumsi kan pada ibu hamil, hal ini bisa meningkatkan resiko bayi mengalami cacat lahir. 

Sebagai catatan, kadar glycoalkaloid ini terkonsentrasi pada bagian daun, bunga, mata, serta kecambah/ tunas pada kentang. 

Selain mengandung racun, kentang dengan tunas itu juga punya warna fisik mulai menghijau dan rasanya mulai pahit. 

Untuk mengurangi racunnya adalah dengan membuang bagian tunas itu, mata, kulit hijau atau bagian kentang yang rusak. Cara itu yakni dengan mengupas dan menggoreng kentang, sehingga kadar glycoalkaloid bisa turun. 

Tips:
Hindari menyimpan kentang bersamaan dengan bawang bombai, karena itu bisa mempercepat pertumbuhan tunas pada kentang. 

Nah segitu saja sharing informasi dari mimin, semoga bisa membantu kalian memilih bahan makanan dan mengolahnya, supaya tidak salah penanganan sehingga tidak mengalami keracunan. SSDK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ini tempat untuk berinteraksi, ketika ada ide yang lain atau sumbang saran, di sini tempatnya. Salam kenal sebelumnya :)

Adbox