Urusan goreng menggoreng atau tumis-menumis kita sudah familiar dengan minyak goreng, yang umum adalah dari bahan kelapa sawit. Terkadang juga kita gunakan butter atau mentega, tergantung selera dan kebutuhan masaknya.
Ada juga yang menggunakan olive oil, hingga minyak hewani, misalnya minyak dari lemak bebek, hingga lemak babi. Masing² memberikan cita rasanya sendiri².
Barusan ini mimin dapat info soal minyak canola. Hmm, apa itu ya? Akhirnya mimin cari tahu, setelah tahu mimin coba share di sini, sekalian berbagi informasi untuk pemula yang baru terjun ke hobi masak-memasak seperti mimin.
Mimin tahu setelah ada salah satu bahan untuk membuat steak ala resto menggunakan minyak canola. Di pasaran, minyak canola diproduksi oleh beberapa perusahaan dengan brand masing², Tropicana Slim "Minyak Kanola", ada pula Mazola "Canola Oil" dan Dougo "Canola Oil". Ya baru tiga brand itu yang mimin tahu, tapi di pasar ada banyak merk lain yang juga memasarkan.
Kebetulan yang mimin berhasil beli itu adalah Dougo "Canola Oil", kemasan botol 1 liter dijual Rp 70.490,-. Kalau Tropicana Slim Rp 81.990,- dan Mazola Rp 84.990,-. Harga ini adalah harga di Superindo Sidoarjo, check price 01 Desember 2021.
Lalu, apa sih minyak canola itu?
Minyak kanola merupakan minyak nabati yang berasal dari biji bunga canola. Minyak yang diproses dari biji bunga ini mengandung tiga jenis lemak yaitu lemak jenuh, lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda (omega-3 dan omega-6).
Minyak kanola ini dipercaya mengandung 124 kalori, 16% vitamin E, 64% lemak tak jenuh tunggal, 28% lemak tak jenuh ganda dan kandungan lemak jenuh yang lebih rendah hanya 7%.
Minyak kanola ini punya manfaat bagi kesehatan antara lain:
# Mengurangi kolesterol jahat,
# Menyehatkan jantung,
# Menjaga gula darah tetap stabil,
# Mencegah kerusakan sel,
# Mengurangi peradangan.
Meski begitu, jika dipahami lebih lanjut jika melihat sisi sehat, mengkonsumsi minyak tidak cukup sehat sebenarnya. Karena jika dikonsumsi berlebihan tetap tidak baik untuk kesehatan.
Dibeberapa catatan lain, disampaikan bahwa minyak kanola ini tidak cukup baik, karena ada senyawa turunannya yang memberikan efek tak baik untuk kesehatan. Baca tautan di bawah ini untuk mencari referensi lain.
Namun ada yang perlu diketahui, untuk mendapatkan manfaat minyak ini perlu tahu triknya, kalau tidak kandungan nutrisi di dalamnya bisa berkurang. Tipsnya adalah ketika memasak dengan minyak ini usahakan tidak melebihi dari titik asapnya (smoke point) yaitu 200 °C.
Sebisa mungkin hindari metode menggoreng 'deep frying' yaitu menggoreng dengan bahan gorengan terendam sempurna, lebih mudahnya menggoreng dengan minyak banyak hingga bahan gorengan tercelup semua ke dalam kubangan minyak.
Biji dari bunga kanola ini diambil dari tumbuhan yang punya nama ilmiah Brassica Napus. Tumbuhan semak ini sering dimanfaatkan untuk diambil minyaknya, dunia mengenalnya dengan istilah rapa.
Tanaman ini dimanfaatkan diambil minyaknya dan lalu kemudian dibudidayakan sejak abad pertengahan di Eropa, dimana minyaknya digunakan untuk bahan bakar lampu. Pada awal pemanfaatan minyak dari tumbuhan ini tidak diperuntukan untuk konsumsi, karena kandungan asam eurekat yang tinggi yakni mencapai 50%, dimana asam ini dapat mengganggu fungsi otot jantung. Kemudian pada saat memasuki masa revolusi industri minyak rapa ini dimanfaatkan sebagai pelumas.
Pada akhir tahun 1960an, tepatnya di Kanada ditemukan mutan dari tumbuhan ini dari ras lokal 'Bronoswki' asal Polandia yang mengandung 0% asam eurekat. Sejak saat ini muncul varian² terutama varian hibrida yang akhirnya bisa meminimalisir kandungan² yang kurang baik, sehingga olahan dari tumbuhan ini memungkinkan hasil olahannya (baca: minyak) bisa dikonsumsi.
Negara seperti China, Kanada, Amerika Serikat menjadi penghasil utama dunia minyak dari tumbuhan ini.
Seiring waktu dikenalah varian kanola atau kultivar rapa B. napus Kelompok Oleifera yang dipatenkan, dan inilah yang jadi sumber minyak kanola yang kita kenal saat ini.
Kanola pada awalnya memang dikembangkan di Kanada, oleh Keith Downey dan Baldur Stefansson tahun 1970an. Nah dari sinilah istilah "canola" dikenal. Canola merupakan singkatan dari Canadian Oil Low Acid, diperkenalkan tahun 1978.
Alasannya penggunaan kata 'canola' daripada rape karena konotasi, 'rape = perkosaan' sehingga istilah canola lebih positif ketimbang menggunakan kata aslinya.
Meski begitu pada perkembangannya, pemanfaatan minyak kanola ini mendapatkan kritik dari penentang pengembangan tanaman transgenik, karena sebagian besar yang dibudidayakan di Amerika merupakan tanaman hasil rekayasa genetik.
Karena pada awalnya minyak ini tidak dimanfaatkan untuk konsumsi, sebagian besar minyak rapa ini dimanfaatkan untuk pelumas, cat, lilin, emulgator, campuran plastik, sabun hingga bahan bakar. Mungkin ini untuk varian dengan tingkat asam eurekat yang tinggi.
Kesimpulannya, sebenarnya pada awalnya minyak ini tidak diperuntukan untuk konsumsi, tapi seiring waktu perkembangan ilmu pengetahuan botani, rekayasa² dilakukan, ditemukan varian lain yang memungkinkan pemanfaatan untuk konsumsi, yakni sebagai minyak goreng.
Oleh karema itu kita tidak bisa sembarangan membeli minyak kanola dengan merk yang tak jelas, karena apa, bisa saja produsen nakal memanfaatkan bahan baku dari bahan tumbuhan yang tidak minim asam eurekat, efeknya bisa sangat fatal bagi kesehatan. Jadi percayakan pada brand yang sudah ternama dan memiliki ijin edar yang jelas jika mau membeli minyak ini.
Sampai jumpa dicatatan lainnya, informasi seputar dunia memasak, bisa untuk menambah wawasan. SSDK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ini tempat untuk berinteraksi, ketika ada ide yang lain atau sumbang saran, di sini tempatnya. Salam kenal sebelumnya :)