- makan untuk hidup, tapi hidup bukan untuk makan saja -

Mengenal Sejarah Kopi Instan

Bagi penikmat kopi, ngopi itu ya kopi yang diolah dari biji kopi, yang kemudian disangrai dengan tingkat kematangan tertentu, lalu kemudian digrinder sesuai dengan selera, cource atau medium atau fine. Itu baru penikmat kopi sejati. Entah bagaimana cara mengkonsumsinya, dengan metode apa menyeduhnya, entah hot brew atau cold brew.

Penikmat kopi sejati tidak akan menganggap aktivitas ngopi jika yang dikonsumsi adalah kopi instan/ kopi sachetan. Meskipun di dalamnya isinya ya sama² kopi, tapi mereka tak menganggap itu sebagai hidangan kopi yang layak dinikmati.

Ini pendapat yang saya tangkap dari penikmat kopi yang memang menganggap hidangan kopi terbaik ya diambil dari biji kopi yang fresh.

Lalu tahukah soal sejarah kopi instan atau kopi sachetan itu? Lalu sebenarnya kopi sachet itu kopi apa bukan si, sampai penikmat kopi sejati koq sepertinya memandang sebelah mata dari kopi ini, toh padahal ya sama² kopi. #kopikirsajasendiri

Ilustrasi, gambar diambil dari Google

Konsep kopi instan yang umumnya dikemas dalam kemasan sachet, merupakan kopi yang dapat disajikan secara cepat artinya dapat diseduh dengan cepat, cukup hanya menambahkan air panas. Begitulah kira² konsepnya. Tanpa memperhitungkan berapa suhunya, takarannya semua sudah diatur oleh pengemasan, kita cukup tuanhkan air panas dan aduk, lalu kopi siang konsumsi deh. Singkat! Instan! Cepat! Praktis!

Sejarah mencatat, kopi instan ini idenya pertama kali muncul pada abad ke-18, ketika seduhan kopi ini dikenal luas dan menjadi minuman favorit di banyak negara di dunia.

Catatan sejarah mengungkapkan bahwa kopi instan pertama kali dibuat di Inggris tahun 1771. Produk ini dikenal dengan istilah "senyawa kopi".

Berbeda tahun, di tempat berbeda, di Amerika kopi instan Amerika pertama kali muncul tahun 1851, lalu kemudian pada tahun 1890 kopi instan ala Amerika ini dipatenkan oleh David Strang dari Invercargill asal Selandia Baru. Dimana kopi instan yang dipatenkan tersebut, butuh proses “Dry Hot-Air“.

Sejarah lainnya mencatat, orang yang pertama kali mematenkan produk kopi instan adalah Satori Kato, seorang ahli Kimia, campuran Jepang - Amerika. Pada kisaran tahun 1901 ybs. menemukan produk kopi ini dan tahun 1903 mematenkannya. Pada tahun itulah kopi instan versi pertama ada.

Kopi instan versi Satori Kato ini kurang laku / kurang populer.

Pada tahun 1910 ada lagi penemu asal Belgia, George Constant Lois Washington berhasil memproduksi kopi instan secara massal di Broklyn, New York. Produknya dikenal dengan "Red E Coffee". Produk kopi karya GW ini cukup populer di kalangan pencinta kopi.

Tahun 1918, akhir perang dunia pertama, Amerika Serikat membeli 37.000 pon kopi untuk pasokan nutrisi kafein bagi para tentaranya. Nah saat inilah, kebutuhan penyajian yang praktis sangat dibutuhkan, bahkan ketika tidak ditemukan air panas saat di medan perang untuk menyeduh, kopi instan ini bisa dituangkan langsung ke mulut dan mengunyah bubuk kafein ini untuk energi.

Kopi yang dipilih untuk dijadikan kopi instan ini berasal dari biji kopi kualitas dari Guatemala dan kemudian dari Brazil. Kopi instan inilah yang jadi bekal ransum tentara Amerika. Meskipun hasil pencampurannya kurang sempurna, rasanya kurang enak pula.

Sampai akhirnya pada tahun 1937 ilmuwan Nestle Max Morgenthaler menciptakan metode pembuatan kopi instan yang baru. Produk baru itu diberi nama Nescafe.

Pada tahun 1954 Nescafe mengembangkan metode untuk memproduksi kopi instan hanya dengan menggunakan kopi, tanpa tambahan karbohidrat untuk stabilisasi seperti sebelumnya. Kopi instan yang terlihat lebih enak ditemukan pada tahun 1960-an.

Tahun 1960, teknik baru yang bernama teknik aglomerasi yang terlihat lebih baik diciptakan. Namun teknik ternyata masih dianggap tidak maksimal memberikan rasa yang terbaik pada hasil olahannya.

Pada akhirnya metode baru yang disebut freeze-drying menjadi metode yang sering dipakai dalam produksi kopi instan.

Pada tahun 1986 Nestle memperkenalkan kopi instan tanpa kafein.

Untuk dibuat menjadi kopi instan, biji kopi hijau sendiri terlebih dahulu disangrai yang memunculkan rasa dan aroma. Biji kopi kemudian ditumbuk halus dan dilarutkan dalam air. Larutan kemudian dikeringkan dengan salah satu dari dua metode: pengeringan beku, yaitu penghilangan air melalui sublimasi; atau pengeringan semprot


Nah, kalau memahami sejarah dan kisah kopi instan ini, diakhir informasi di atas itu dilihat pada dasarnya kopi instan yang sering dikemasan dalam sachet itu pun dibuat dari biji kopi. Hanya proses lanjutannya hingga sampai pada kita penikmat kopi itu berbeda. Jika penikmat kopi itu bisa langsung menikmati kopi fresh sedangkan kopi instan walaupun produk akhirnya adalah kopi siap santap, tapi harus melalui proses yang gak sederhana.

So, sebenarnya pandangan penikmat kopi sejati yang terkadang mendeskreditkan pengkonsumsi kopi instan jadi agak kurang tepat. Karena memang untuk urusan kopi ini kembali ke selera, semua kopi itu enak hanya selera kita yang berbeda.

Jadi catat itu di atas ya ☝️ jadi ya gak perlu main tuding² ya, apapun pilihannya, rasa kopi itu kembali ke selera masing².

Pertanyaannya, gak koq, penikmat kopi sejati gak pernah berkomentar seperti itu, mungkin ini hanya pandangan (-) saya penulis saja nih!

Hmm bisa saja, tapi ketika saya punya pengalaman pernah menangkap pandangan yang demikian, itu saya amati bahwa pencinta kopi sejati cenderung meremehkan mereka yang ngopi sachet atau kopi instan, padahal  semua ya sama saja terbuat dari olahan biji kopi.

Walaupun ada kopi instan ini yang dicampurkan bahan tertentu yang pada akhirnya merubah rasa, tapi kembali lagi, kopi itu soal selera penikmatnya dan gak bisa main judgment. Nikmatilah kopi mu dengan cara mu, jangan jadikan kopi aliran kepercayaan/ keyakinan yang merusak relasi antar sesama penikmat kopi. Camkan itu ya! Berkaca orang² beragama yang saling judgement karena merasa diri paling benar, janganlah kopi ikut² dibuat seperti itu ya. Jadi mau kopi fresh atau kopi instan, di dalamnya tetaplah kopi.

Mari ngopi, biar gak gesrek ... "Ngopi mas eh!" -cpr-

5 komentar:

  1. Sebetulnya kalo saya sih ga meremehkan mereka yg demen kopi sasetan..wong selera beda"tapi kebetulan saya memang udh ngopi hitam dari jaman SMP mas..bayangin udah puluhan tahun lamanya..lagian prosesnya juga ga ribet kayak nyeduh kopi di kafe"gitu..tinggal beli atau sangrai kopi, kopinya bubuk hitam asli Lampung dooonk😁trus rebus air mendidih dan tuangin ke cangkir isi kopi ...udah deh sruput panas"...tapi sekarang udh ngurang"in sih,yg meremehkan itu barangkali baru mulai minum kopi hitam..jadi sok "an biar terlihat gagah dan macho kali mas hehehe..saya aja yg asli orang Lampung yg sebagian besar warga aslinya ngopi item biasa"ae koq😁🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak mba, justru yang komentar adalah ahli kopi, dia biasa membedakan flavor kopi, dari acidity, after taste kemudian flavor buah, dll. Kalau gak salah itu sy lihat di sosmed, dia diwawancara gitu, komen begitu.

      Tapi emang kembali lagi,kop itu soal selera

      Hapus
  2. Wah kalau yg bicara ahli di bidang perkopian beda lagi ceritanya...memang itu butuh keahlian khusus ttg kopi...emm iyh pernah lihat..yg di icip terus di rasa..trus di kumur "trus di buang..asem..pahit..keras apa enggk gitu kira"...kirain saya yg bilang anak"Gaol jaman sa Iki yg baru ngopi tapi udah bilang gitu wkwkk🙏

    BalasHapus
  3. https://www.kompas.com/edu/read/2023/07/10/162957171/dosen-fk-umm-ini-dampak-negatif-sering-minum-kopi-saset

    BalasHapus

Ini tempat untuk berinteraksi, ketika ada ide yang lain atau sumbang saran, di sini tempatnya. Salam kenal sebelumnya :)

Adbox