- makan untuk hidup, tapi hidup bukan untuk makan saja -

Bebek & Ayam Kampung Mas Budi, Sidoarjo

Akhir pekan kali ini saya coba iseng nyobain kuliner, jarang² saya lakukan trip jauh² dari Pandaan jika tidak ada partner yang menemani. Pas kebetulan ada partner yang menemani, maka pergilah saya ke sana.

Berbekal rute dari GMaps saya menuju ke sana, rute yang dipilih saya melalui tol dari GT Pandaan, meski harus melalui jalur memutar, karena mengikuti jalur tol, jarak yang harusnya bisa dipangkas jika melewati jalur biasa jadi lebih jauh. Tapi jika hitung macetnya di sekitaran Aloha pastinya jalur tol lebih dipilih.

Tempat kuliner yang saya tuju adalah Bebek & Ayam Kampung Mas Budi. Saya tahu tempat ini dari keluarga besar di Semarang yang jadikan tempat ini transit isi bahan bakar perut kalau lagi pergi Travelling. Penasaran ingin coba, katanya itu "ambil nasi sepuasnya". Itu tertulis di spanduk besar di outletnya.


Seperti diketahui kuliner ini punya beberapa cabang, beberapa di daerah, awalnya dimulai di Semarang buka sekitaran awal pandemi 2019. Lalu kemudian buka cabang lagi di Solo, Jogja, Kudus, Salatiga Ungaran, Purwokerto, Cilacap, Sidoarjo, Mojokerto, Gresik, Madiun, Malang, Bali dll.

Yang saya datangi ini adalah outlet Sidoarjo/Surabaya, lokasinya dekat dengan Bandara Juanda. Tepatnya di Jl. Raya Bypass Juanda, Sedati Gede, masih masuk wilayah Kab. Sidoarjo, perbatasan dengan Surabaya.

Parkirannya luas di sini, hanya saja kalau siang panas sepertinya karena lapang dan tidak ada pepohonan rindang peneduh. Kebetulan saya datang menjelang magrib, jadi pastinya sejuk dengan angin khas wilayah bandara.

Sampai di sana, kita memesan dulu, mau bebek atau ayam. Jadi ini adalah resto penyetan gitu konsepnya. Pesan dulu, menu seperti yang bisa kalian lihat di bawah ini ya.


Setelah pesan, kita dapat nomor meja, habis itu kita langsung ambil nasi, lalapan dan sambel. Semuanya dilakukan prasmanan konsepnya.


Oh ya, untuk pilihan sambel ini ada tiga jenis sih kayanya. Sambel hijau, sambel masak dan sambel mentahan gitu, entah nama ketiganya apa, saya namai dengan penamaan saya sendiri.

Yang kiri warna agak merah itu sambal masak, yang agak kemerahan bawahnya itu sambal mentah dan yang sisi kanan atas itu yang sambel hijaunya.

Proses nunggu lauk (ayam atau bebek) ini sampai dimeja pesanan kita juga gak begitu lama koq.

Ini yang kita ambil dulu sebelum lauknya datang.

Tempatnya luas, mejanya banyak jadi mau pilih duduk dimana juga bebas, kalau pas saya datang kemarin gak begitu ramai jadi bebas milih. Saya pilih duduk dekat tempat cuci tangan dan colokan listrik.

Terdapat beberapa titik cucian tangan, di depan kamar mandi, di sisi kanan dan di depan sebelum pintu masuk itu juga ada tempat cuci. Tempatnya itu mengkotak gitu.

Ini di sisi yang saya bilang kanan tadi, ada dua wastafel.

Kemudian itu di ujung sana terlihat wastafel di depan kamar mandi.

Ini dia meja² makannya, pas saya datang tidak begitu ramai, jadi bebas milih tempat.

Jadi yang saya pesan adalah bebek goreng 1/2 ekor tambahannya hanya kol goreng dan tahu goreng. Sisanya seperti yang tertampil didokumentasi sebelum lauk datang. Kalau minum yang dijual di sini standar, es teh, teh panas, ada pula kopi.


Enaknya di sini ya bisa nambah nasi sepuasnya, jadi kalau pas ke sini pas lapar, wah mantab, langsung kenyang.

Untuk bebeknya empuk, bumbunya meresap, okelah. Tapi jika dibandingkan dengan bebek goreng asal Kertosuro atau asal Madura yang sebelumnya sudah bercabang banyak outletnya, karakter bebek gorengnya memang berbeda, bebek goreng ini seperti layaknya penyetan pada umumnya, tanpa bumbu rempah khusus yang otentik, itu menurut saya. Karena dua pembandingnya itu punya something different.

Total biaya makan sore ini habis Rp 74.800,-. Soal nasi itu memang di sana dihitung ambil sepuasnya, namun piring atau orang yang datang tetap dihitung, jika kamu makan berdua, ya piringnya dihitung dua, @6.000,- tapi nanti bebas ambil sepuasnya, jadi begitu konsepnya. Jadi yang mau coba, ambil piringnya satu, segunung tapi dibagi-bagi ke 4-5 orang, itu tidak bisa karena akan dihitung 4-5 orang itu per piring jadi tinggal 6K dikalikan 5 orang misalnya, jadi segitulah biaya nasinya. Paham ya konsepnya.

Baiklah segitu dulu catatan cerita saya hari ini, awal pekan sebelum menghadapi Senin yang berat, belum Senin saja Hela nafas panjang sudah datang #fiuh, mari kita katakan "semangat" dengan nada dasar do minor rendah. -cpr

#onedayonepost
#wisatakuliner
#kuliner

9 komentar:

  1. Bebek adalah salah satu menu favorit saya, biasanya yg sering beli bebek goreng kremesan,, sambel dan lalapan,udah itu aja bikin saya duduk anteng, nah bebek Madura saya belom pernah coba, apa yg sambelnya item itu yaa,...kalo mau hari Senin menghela nafas panjang ya mas..tapi kalo akhir bulan mendekati gajian, tersenyum ceria

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya sy juga favorite sama bebek, uenak, maknyos. Kalau bebek Madura, Sinjay itu sambelnya mencit mangga gt

      Hapus
  2. Ini tempatnya dekat tempat tinggal saya pas masih merantau di sidoarjo, mas 😆. Tapi sayang banget, belum pernah cobain makan di sini. Nyesel banget, deh, soalnya kayaknya enak. Sambelnya mantep gitu. Kapan-kapan lah kalau main sidoarjo mau coba makan di sini.

    Ngomong-ngomong masalah sambel, kayaknya aku lebih sreg makan di sini daripada Bebek madura sinjay itu, mas. Lebih suka sambel uleg gini daripada sambal pencit. 😣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sy malah baru tahu warung bebek ini baru² ini. Btw dari tahun berapa tinggal di Sidoarjo, dan warung ini memang sudah lama kah di sana?

      Btw skr jadi warga mana?

      Hapus
  3. Di kota saya juga ada tapi saya belum pernah nyoba... pernah sekali pengen makan kesini bareng sama istri, eh pas udah sampe ternyata tutup😅

    Btw, ini bisa buat referensi banget buat orang2 yang belum tau konsep rumah makan ayam bebek Mas Budi ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cobalah, datang kalau pas lapar banget, karena nasinya bisa nambah sepuasnya ... #joss

      Hapus
  4. Btw di Pandaan sekarang sudah buka juga lho, lokasinya di Bypass Pandaan, seru nih kalau pas lapar banget bisa ke sini.

    BalasHapus
  5. Hm ... dasar hitungannya jumlah piring yang terpakai ya. Enaknya pengantin baru makan di sana saja sepiring berdua. Kalau pengantin lansia peot kayak kami, malu makan sepiring berdua. He he ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi, iya bener, jadi mending sepiring berdua.

      Eh mba'e, justru pasangan sudah pengalaman makan berdua ini cocok, bilang saja, makannya gak banyak karena gak boleh terlalu banyak nasi, ambil satu piring tapi banyak, tetep sepiring berdua konsepnya soalnya kalau makan masing² terlalu banyak, bilang saja suami yang makan, saya gado daging, padahal mah nasinya nyomot dari suami hahahaGak tau kalau ini kena berapa porsi 🤭

      Hapus

Ini tempat untuk berinteraksi, ketika ada ide yang lain atau sumbang saran, di sini tempatnya. Salam kenal sebelumnya :)

Adbox