Wisata Jajan di Lapangan Brawijaya, Surabaya: Ini bener² jajan!

Masih berhubungan dengan jajan, jajan dan jajan. Sore ini sepulang kerja saya diajak kawan meluncur ke Surabaya, tujuannya adalah Lapangan Brawijaya, di area Kodam katanya.

Malam sebelumnya sudah jajan Bakso Pirang di Purwosari, nah malam ini bingung kemana, ny partner in crime ini mengajak ke arah Surabaya, ya sudahlah cuss lah kita ke sana.

Baca juga: Lagi Doyan Jajan Aja, Jadi Agak Boros

Ini ikonik di tengah lapangan, yang menunjukan ini lho 'lapangan brawijaya'.

Saya tidak tahu tempat apa yang dituju ini. Ternyata ini adalah tempatnya jajanan, segala macam jajanan ada di sini.

Hmm, saya sangat antusias pas tahu ini tempat jajan.

Masuk ke area parkir, parkirannya cukup luas karena di sini lahan milik TNI, langsung bayar parkir Rp 8.000,- untuk mobil.

Oh untuk area jajanan ini sebenarnya dibagi ya, gak semuanya buat jajan, jadi areanya kotak persegi agak panjang, dibagi ke dalam beberapa row/ kolom, khusus jajanan dan makanan itu 2 row/ kolom, sisanya itu diisi jualan pakaian, parfum, pernak-pernik, elektronik kecil, mainan² anak, dll.

Suasana yang saya dapati ketika jalan² jajan ke sini ya seperti yang bisa dilihat divideo pendek yang saya dokumentasikan ini, hanya suasananya saja yang saya rekam ya, jadi bukan video blog.

Iya video di atas ya isinya rekaman dokumentasi pas saya di sana saja sih, supaya memory dihape bisa saya hapus, jadi kalau mau nostalgia ya tinggal lihat YouTube saja.

Karena saking banyaknya jajanan, jadi bingung mau beli apa, jadi awal saya mutar dulu 2 row/ kolom itu.

Incaran pertama itu adalah kedai cake slice, yang dicari adalah cake tiramisu dan Milo cake, ini kalau gak salah harga ya, dua itu bayar Rp 25.000,-.

Liat penampakannya aja udah bikin ngiler. Untungnya ini bukan India food street, gak kebayang kalau diolah dengan cara orang India ngolah food street ya #ogahmakan

Incaran kedua adalah makan nasi, karena memang hrs makan malam. Tiba di lokasi itu sekitar /7 malam. Lagi kepengen nasi babat, jadi cari makanan yang jual nasi babat ini.

Saya kira itu konsepnya, 1 porsi nasi babat, ternyata tidak. Bisa si jika milih lauknya babat saja, jadi nasi babat.

Saya pilih beberapa lauk, babat, paha ayam, tahu. Lauk² itu digoreng dan ditambahkan nasi putih, plus es teh manis untuk minumnya. Total itu habis Rp 28.000,- kalau gak salah ya.

Agak kurang nyaman si, tapi karena saya easy going, gak masalah, ini lebih baik daripada cafe² kekinian.

Untuk makannya ya lesehan di belakang kedai ini, duduk di meja plastik pendek, gak nyaman si, ya tapi gimana, suasana santuy jadi ya nikmat² aja.

How is taste?

Untuk rasa ya standard si, yang penting gak alot atau liat aja sudah oke. Soal gurih dan bumbu meresap itu oke, memenuhi syarat. Nasinya dikit, emang harus nambah si, tapi berhubung di sini untuk jajan, bukan untuk kenyang hanya dengan satu menu, jadi nasi segitu cukup lah.

Tujuan ketiga itu saya pengen dan penasaran sama makanan yang namanya Okonomiyaki, makanan ala² Jepang gitu. Saya cari kedai yang gak antri belinya, jadi biar cepet. Harganya kalau gak salah Rp 20.000,- saya lupa juga si.

Itu dia tampilannya sewaktu masih di hot pan. Sebenarnya enaknya makan pas masih panas, makan diatas piring sambil pakai pisau dan garpu.

Di sini itu sulitnya cari tempat makannya, jadi ya harus ngemper cari tempat agak luas untuk makan. Menu ini ditempatkan di box kardus seperti yang bisa dilihat digambar.

How is taste?

Rasanya ini mirip seperti lasagna sih ya, gak tahu juga sih, tapi enak ini kalau buat temen nyemil apalagi sambil ngetik blog pas jam gabut di rumah pas awal pekan.

Setelah perut keiisi, saya lanjut jalan lagi, yang keempat didatangi adalah kedai yang jual es durian gitu, lagi kepengen durian ice. Kalau gak salah dua cup itu Rp 16.000,-.

How is taste?

Ya seperti es durian biasa si, saya ini kebetulan milih menu yang mixed alpukat durian, tapi gak begitu kerasa alpukat, durian nya pun tak terlalu strong, buat seger², capek muter², mantabs sih kebayar lelahnya.

Setelah lanjut jajan es, jajan selanjutnya itu saya beli apa y. Bener² laper mata di sini. Pas lagi jalan saya lihat ada tulisan kebab, ingin kebab aja deh. Tapi pas dilihat disini kebab seafood, saya kurang begitu suka.

Pas di depannya ada kebab biasa jadi belilah kebab biasa. Ya emang biasa banget sih, gak kaya kebab yang kapan hari saya beli, link ceritanya bisa dibaca di bawah ini.

Baca juga: Jajan Kebab Turki Baba Rafi

Ini bisa dibilang kebab lokal, harganya Rp 8.000,- saja, ya murah meriah lah. Rasanya ya biasalah, standar saja, ada harga ada rupa pastinya.

Ini dia kedai kebab lokalnya, yang jual ibu².

Eh laper mata lagi, di sebelah yang jual kebab ini ada yang jual toast ala² yang biasa dijual di kedai kopi kekinian, saya coba beli juga, harganya Rp 20.000,-.

Ini list menunya.

Itu dia menu yang sedang dibuat, pas sudah jadi saya gak bisa foto soalnya makannya malamnya sepulang dari sana, sampai di rumah, laper baru makan sebelum tidur, jadi gak sempet dokumentasi.

Itu jadi jajajan terakhir yang saya beli, karena kan kalau kebanyakan takut gak habis karena kekenyangan.

Sekitar jam 8an saya baru mulai meninggalkan lokasi dan kembali ke Pandaan, Pasuruan. Ternyata semakin malam ini malah semakin banyak pengunjungnya.

Saya beruntung ternyata, datang pas dijam yang belum ramai, jadinya ya masih bisa menikmati kulineran, soalnya kalau hiruk pikuk kan jadi males juga, repot jalannya gak bisa lihat sana-sini, mau beli antre pula.

Kayanya lain waktu bakal visit ke sini lagi deh, kalau kepengen jajan ngabisin duit 100-200 ribu bisa kenyang dan bisa cuci mata lah. Ya ngeliatin pasangan orang lain gitu #ahay.

Segitu saja catatan sharing jalan² jajan dari saya, semoga bisa nambah referensi kalian yang ingin jalan jajan juga. Sampai jumpa dipostingan lainnya, masih di gaksukalapar.id. -cpr-