- makan untuk hidup, tapi hidup bukan untuk makan saja -

Nyobain Ikan Sidat Non Restorant

Wihi, saya beruntung sih bisa merasakan menu mahal di restoran tapi gratis. Penasaran kan apa itu?

Ikan sidat, itulah yang saya konsumsi. Hah, masa sih ikan sidat termasuk menu mahal di restoran? Tadinya ya saya gak percaya, tapi setelah melihat struk bill dari restoran, emang bener sih mahal sekali untuk makan ikan ini, padahal hanya dimasak atau diolah sederhana, bisa sampai ratusan ribu hingga jutaan, tergantung gramasinya ya.

Ilustrasi, ikan sidat / gambar diambil dari Google

Sejauh ini ikan mahal yang saya kenal ya ikan salmon, tapi ternyata ikan sidat juga gak kalah mahal ketika sudah sampai restoran lho. Harga jual kondisi segar saja ya, untuk gramasi 1 kg, kisaran harganya itu dari 150.000,- sampai dengan 225.000,- ini bergantung pada kualitas si dagingnya.

Emang sih ada pembesar ikan ini yang dapat harga jual paling diangka up 100.000,- tapi gak banyak, kemungkinan adalah karena kualitas dagingnya yang kurang baik, misalnya bau tanah, tidak kenyal atau terlalu tua usia panennya dll.

Kembali lagi, saya beruntung bisa mencicipi menu mahal ini. Kebetulan saya punya sepupu yang membesarkan benih² sidat untuk pasokan konsumsi, pasarnya tentu restoran².

Ikan sidat ini punya nilai ekonomis tinggi jika dibandingkan dengan ikan² konsumsi lainnya. Pembesarnya gak banyak karena tingkat tricky yang tinggi dalam pembesarannya, sehingga gak semua orang bisa, kemudian terkait pakan dan pengelolaan kolam juga jadi faktor penentu kualitas panenan.

Ketika saya sowan ke rumah sepupu saya, saya disuguhi menu ini, ikan sidat yang diolah sangat sederhana. Dimana sidat segar yang diambil dari kolam langsung dibelah dan dikuliti, kemudian dipotong dan langsung dibakar.

Bumbunya ya hanya sederhana bumbu bakaran ikan, malah lebih sederhana dari itu, hasil akhirnya si daging sidat ini ya kaya original minim marinasi. Walau begitu rasanya tetap gurih, seperti layaknya dibumbuin gurih gitu.

Dagingnya kenyal, kulitnya crispy, dan semua bagian tubuhnya ini bisa dimakan, tapi karena saya ini gak bisa makan keras² jadi ya bagian daging dan kulit jadi target santapan.

Ikan sidat itu aslinya di alam merupakan ikan air dalam, sehingga aslinya dia perenang yang ulung, hanya saja sejak kecil (glass eel) dia dipelihara di habitat yang jauh dari kondisi aslinya, sehingga jelas mengurangi power dia sebagai ikan perenang. Namun meski begitu gak mengurangi kekuatannya. Kekuatan seperti apa sih?

Jadi begini, saya kan amati tuh, si ikan ini dibelek dari hidup sampai dia dibakar di panggangan, pada kondisi sudah termutilasi saja, organ² tubuhnya itu masih menunjukan pergerakan, artinya masih bergerak dan bergeliat, itu bagi saya cukup luar biasa.

Mungkin jika ini dilihat manusia² jaman dulu, ini bisa dianggap ikan mistis, sakral dll., dan orang² saat ini gak bisa memanfaatkan ikan yang bernilai gizi terbaik ini. Soal nilai gizi ikan ini kalian baca sendiri literaturnya ya.

Saya sempet mendokumentasikan momen ketika saya akan menikmati ikan satu ini, link video saya biasa tampilkan melalui link youtube pribadi saya.


Ikan yang disajikan di piring ini, kalau di restoran harganya jadi mahal, bahkan pasar ekspor sebenarnya menjanjikan untuk ikan ini. Berniat mencoba membesarkannya?

Segitu saja deh sharing saya, hayo apakah kalian penasaran dengan ikan ini? Kalian pasti berpikir, eh mirip belut ya, eits, ini bukan belut. Ada baiknya sih kalian search google, cari tahu tentang ikan satu ini supaya gak penasaran. -cpr

#onedayonepost
#bahanmakanan
#kuliner
#sidatbakar
#ikansidat

2 komentar:

  1. Salam kenal. makan terus wkwkwk. Semoga sehat selalu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal kembali ...
      Yoa makan terus biar selalu sehat #amin

      Hapus

Ini tempat untuk berinteraksi, ketika ada ide yang lain atau sumbang saran, di sini tempatnya. Salam kenal sebelumnya :)

Adbox